Nama : Ayu Yulistiati
NPM : 21212304
Kelas : 3EB11
Tugas : Softskill Bahasa Indonesia
Penalaran
Proses
berfikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang
menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang
sejenis juga akan terbentuk proporsisi yang diketahui atau dianggap benar,
orang menyimpulkan sebuah proporsisi baru yang sebelumnya tidak diketahui.
Proses inilah yang disebut dengan menalar.
Penalaran
juga merupakan aktifitas pikiran yang abstrak untuk mewujudkannya diperlukan
simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran bahasa, sehingga wujud
penalaran akan berupa argumen. Sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan
adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran menggunakan simbol berupa
argumen.
Definisi
menurut beberapa para ahli
·
Menurut Keraf, penalaran adalah proses
berfikir dengan menghubung-hubungkan bukti, fakta, petunjuk atau eviden menuju
kepada suatu kesimpulan.
·
Menurut Bakry, penalaran adalah suatu
konsep yang paling umum menunjuk pada salah satu proses pemikiran untuk sampai
pada suatu kesimpulan sebagai pernyataan baru dari beberapa pernyataan lain
yang telah diketahui.
·
Menurut Suriasumantri, penalaran adalah
suatu aktifitas berpikir dalam pengambuilan suatu simpulan yang berupa
pengetahuan.
Ciri-ciri
penalaran adalah sebagai berikut :
1. Dilakukan
dengan sadar
2.
Didasarkan atas sesuatu yang sudah
diketahui
3.
Bersifat sistematis
4.
Terarah dan bertujuan
5.
Mengahasilkan kesimpulan berupa
pengetahuan, keputusan atau sikap yang baru
6.
Sadar tujuan
7.
Premis berupa pengalaman atau
pengetahuan bahkan teori yang telah diperoleh
8.
Pola pemikiran tertentu
9. Sifat
empiris rasional
Penalaran
terbagi menjadi 2 bagian yaitu
·
Penalaran Induktif yaitu proses
penalaran untuk menarik suatu prinsip atau sikap yang berlaku untuk umum maupun
suatu kesimpulan yang bersifat umum dan berdasarkan atas fakta-fakta khusus.
·
Penalaran Deduktif yaitu cara berpikir
yang didasarkan atas prinsip, hukum, teori atau keputusan lainnya yang berlaku
umum untuk suatu hal atau gejala.
Proposisi
Proposisi
adalah pernyataan tentang hubungan yang terdapat diantara subjek dan predikat.
Dengan kata lain, proposisi adalah pernyataan yang lengkap dalam bentuk
subjek-predikat yang membentuk kalimat. Hanya kalimat berita yang netral yang
dapat disebut sebagai poporsisi tetapi kalimat-kalimat itu dijadikan proposisi
apabila diubah bentuknya menjadi kalimat berita yang netral.
Jenis-Jenis
Proposisi dapat dipandang dari 4 kriteria yaitu berdasarkan :
1. Berdasarkan
bentuk, dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu tunggal adalah proposisi yang
terdiri dari satu subjek dan satu predikat. Sedangkan majemuk atau jamak adalah
proposisi yang terdiri dari satu subjek dan lebih dari satu predikat.
2.
Berdasarkan sifat, dapat dibagi menjadi
dua bagian yaitu kategorial adalah proposisi yang hubungan antara subjek dan
predikatnya tidak membutuhkan syarat apapun. Sedangkan kondisional adalah
proposisi yang membutuhkan syarat tertentu dalam hubungan subjek maupun
predikat.
3.
Berdasarkan kualitas, dapat dibagi
menjadi dua bagian yaitu positif adalah proposisi yang membenarkan adanya
persesuaian hubungan antara predikat dan subjek. Sedangkan negatif adalah
proposisi yang menyatakan bahwa antara subjek dan predikat tidak mempunyai
hubungan.
4. Berdasarkan
kuantitas, dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu umum adalah predikat proposisi
membenarkan atau mengingkari seluruh subjek. Sedangkan khusus adalah predikat
proposisi hanya membenarkan atau mengingkari sebagian subjek.
Inferensi
Suatu
proses penarikan konklusi dari satu atau lebih proposisi. Ada dua cara yang
bisa ditempuh dalam inferensi, yaitu inferensi Induktif dan Inferensi deduktif.
Metode
inferensi adalah mekanisme berfikir dan pola-pola mendapat suatu kesimpulan.
Metode ini akan menganalisa masalah tertentu dan selanjutnya akan mencari
jawaban atau kesimpulan yang terbaik. Penalaran dimulai dengan mencocokkan kaidah-kaidah
dalam basis pengetahuan dengan fakta-fakta yang ada.
Jenis-jenis
Inferensi terbagi menjadi dua bagian yaitu
·
Inferensi langsung adalah inferensi yang
kesimpulannya ditarik dari hanya satu premis (proposisi yang digunakan untuk
penarikan kesimpulan). Konklusi yang ditarik tidak boleh lebih luas dari
premisnya.
·
Inferensi tidak langsung adalah
inferensi yang kesimpulannya ditarik dari dua atau lebih premis. Proses akal
budi membentuk sebuah proposisi baru atas dasar penggabungan proposisi lama.
Implikasi
Implikasi
dalam manajemen dapat terbagi menjadi 2 bagian, yaitu
·
Implikasi prosedural yang meliputi tata
cara analisis, pilihan representasi, perencanaan kerja serta formulasi
kebijakan.
·
Implikasi kebijakan yang meliputi sifat
substantif, perkiraan ke depan serta perumusan tindakan.
Implikasi
dalam logika dapat terbagi menjadi 2 bagian, yaitu
·
Implikasi logis dalam logika matematika
·
Kondisional material dalam falsafah
logika
Jadi
definisi dari implikasi dalam bahasa indonesia adalah keterlibatan atau keadaan
terlibat.
Wujud Evidensi
Unsur
yang paling penting dalam suatu tulisan argumentatif adalah Evidensi. Pada
hakikatnya evidensi adalah semua fakta yang ada semua kesaksian, semua
informasi, atau autoritas dan sebagainya yang dihubung-hubungkan untuk
membuktikan suatu kebenaran. Fakta dalam kedudukan sebagai evidensi tidak boleh
dicampur dengan apa yang dikenal. Dengan pernyataan dan penegasan, pernyataan
tidak berpengaruh apa-apa pada evidensi, ia hanya sekedar menegaskan apakah
suatu fakta itu benar atau tidak. Fakta adalah sesuatu yang sesungguhnya
terjadi atau sesuatu yang secara nyata.
Cara Menguji Data,
Fakta dan Autoritas
Menguji
sesuatu itu cukup penting bagi kehidupan seperti data, fakta dan autoritas.
Dalam kehidupan sehari-hari kita menemukan banyak sekali informasi dari
berbagai sumber. Ada beberapa yang hanya opini dan ada juga yang merupakan
fakta. Ada juga informasi yang merupakan fakta atau yang sebenarnya terjadi ada
juga informasi yang tidak jelas fakta atau hanya karangan belaka.
Cara
menguji data
Data
dan informasi yang digunakan dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena
itu, perlu diadakan pengujian melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan
yang merupakan fakta itu siap digunakan sebagai evidensi. Dibawah ini beberapa
cara yang dapat digunakan untuk
pengujian tersebut :
1. Observasi
2.
Kesaksian
3. Autoritas
Cara
menguji fakta
Untuk
menetapkan apakah data atau informasi
yang kita peroleh itu merupakan fakta, maka harus diadakan penilaian. Penilaian
tersebut baru merupakan penilaian tingkat pertama untuk mendapatkan keyakinan
bahwa semua bahan itu adalah fakta. Sesudah itu pengarang atau penulis harus
mengadakan penilaian tingkat kedua yaitu dari semua fakta tersebut dapat
digunakan sehingga benar-benar memperkuat kesimpulan yang akan diambil.
1. Konsistensi
2. Koherensi
Cara
menguji autoritas
Seorang
penulis yang objektif selalu menghindari semua desas-desus atau kesaksian dari
tangan kedua. Penulis yang baik akan membedakan pula apa yang hanya merupakan
pendapat saja atau pendapat yang sungguh-sungguh didasarkan atas penelitian
atau data eksperimental.
1. Tidak
mengandung prasangka
2.
Pengalaman dan pendidikan autoritasi
3.
Kemashuran dan prestise
4. Koherensi
dengan kemajuan
Daftar Pustaka
http://www.gunadarma.ac.id
http://studentsite.gunadarma.ac.id
http://www.baak.gunadarma.ac.id
http://www.gunadarma.ac.id
http://studentsite.gunadarma.ac.id
http://www.baak.gunadarma.ac.id
0 komentar:
Posting Komentar