Aku
dan Orang-orang Sekitarku
Assalamualaikum,
(Jawab dulu baru lanjut baca lagi yah)
”Dunia
saya bisa dikatakan bukanlah dunia mereka” Tak salah memang akan apa yang
menjadi alasan mereka dan akupun mengerti akan hal itu. Harusnya jika ada kata memulai
maka harus berani untuk mempertahankan, namun pada kenyataannya adalah saya
kerap bertemu dengan orang-orang yang sangat pandai berkelit jika sudah
tertangkap basah atau mungkin saat menyepelehkan sesuatu walaupun itu dalam hal
kecil sampai hal yang cukup besar (menurut saya). Bukan bermaksud untuk menghakimi, namun
setidaknya jika ada kata penyesalan di dalam diri mereka tentu tak akan menjadi
sebuah masalah bagi saya atau siapapun di dunia ini, toh apa susahnya untuk
belajar dari sebuah kesalahan??
Mungkin
saya yang salah terlalu mentolerir setiap orang yang masuk dalam kehidupan
saya, kemudian secara tidak sadar mereka mengacak-ngacak apa yang sudah saya
bangun dengan susah payah. Datang, lalu berani masuk ke kehidupan saya tapi
untuk menghargai saya saja berberat hati. Memang sih saya mungkin hanya diam
lalu tersenyum atau bahkan malah tertawa
tapi hati manusia itu siapa yang tahu?? “Diam bukan berarti dia bisu”. Diam
bisa di artikan dalam hal yang lain : diam untuk mengakhiri sebuah masalah atau
diam karena terlalu malas untuk menanggapi hal yang mungkin bisa di katakan tak
begitu penting.
Bagi
yang tak mengerti maksud dan tujuan saya pasti hanya bisa menerka-nerka atau
mungkin membayang-bayangkan saja apa yang di maksud penulis, apa tujuan penulis
dan apa inti dari paragraf diatas tersebut. Tidak tau bagaimana cara untuk
memulai bahkan tidak mengerti, seperti realita kehidupan yang selalu berkata :
“namanya juga hidup, tuhan yang menentukan, kita yang jalanin dan orang lainlah
yang mengomentarinya”
Tapi
yang pasti saya tahu adalah
Hidup
itu bukan untuk dibuang..
Bukan
untuk disepelehkan..
Bukan
untuk dipermainkan..
Juga
bukan untuk didiamkan tanpa aksi..
Tapi
hidup itu, untuk memperjuangkan apa yang ingin kita “hidupkan” serta untuk
mengobrak-abrik apa yang seharusnya kita perbaiki..
Apapun
tujuannya hanya ada satu yang benar-benar terbaca yaitu “hidup untuk hidup”
Hidup dengan tujuan sekarang
ataupun nanti setelah sangkakala menggema alam
Beginilah alur cerita
sesungguhnya :
Saat
yang jujur dan yang dusta melebur menjadi satu menghempaskan harapan yang
terlanjur membumbung hingga juntai-juntainya tak mampu lagi untuk dilukiskan,
seperti saya yang dengan banyak hal tercecer oleh saya sendiri meskipun
notabenenya adalah mencantumkan hal-hal yang nyentrik sebagai motivasi saya
bukanlah pertanda bahwa saya luput dari kata kewalahan. Saya masihlah cengeng
dan selalu menuntut sesuatu yang haruslah ada sesuai planning yang sampai detik
ini dengan indahnya bertengger di hati saya. Anggap saja semua hal yang terjadi
adalah nilai. Nilai untuk segala aksi yang kita pertunjukan yaitu kalau bagus
ya syukur alhamdulillah sedangkan kalau jelek ya sudah diremedial aja.
(segampang
itukah??)
Ya
enggaklah, saya juga manusia yang toh punya sisi ingin menyudahi untuk
melanjutkan hal yang sudah berhasil menghancurkan hidup saya. Saya juga sama
seperti kalian yang membedakan hanyalah waktu yang dibutuhkan untuk bangkit.
Pasti sebagian besar ada pemikiran dari kalian “kaya yang ga pernah sedih aja
kamu kalo ngomong !!”
Kalau
kalian berfikir seperti itu kalian salah besar, kata siapa saya ga pernah sedih
bahkan mungkin ketika kalian melihat saya sedih, kalian akan berkomentar “sih
ayu bisa sedih juga”
Memang
kalian belum dan jangan sampai melihat saya sedih, karena yang kalian tahu
adalah saya yang dengan gontainya mengumabar senyuman, tawaan atau bahkan
planga-plongonya saya. Loh bukankah jenis takdir itu ada dua? Yah kan?
Jadi
apa salahnya mengangkat kaki sebelum menginjak kawanan semut api yang sedang
baris-berbaris membawa sebongkah makanan, apa ruginya juga membaca sebelum
kemampuan otak menurun kala tua nanti. Baca
dan serap sarilah sebelum menjadi bodoh karena kaku itulah sebagian
contohnya. Kalau
begitu
Mulailah untuk tidak ‘MEMATIKAN’ langkah menuju takdir indah masing-masing..
Termasuk saya sendiri!!
***
Terima kasih untuk yang datang lalu pergi dan terima
kasih bagi yang sudah mengunjungi blog ini atau bahkan membacanya J
Allah menyukai orang-orang yang jujur, jadi marilah
untuk tak menjadi salah satu dari sekian juta manusia yang munafik..
0 komentar:
Posting Komentar